Rabu, 17 April 2019 setelah pemungutan suara pemilu 2019, terjadi kerusuhan saat perhitungan surat suara di TPS 22 Sinduharjo. Diduga salah satu warga meminta hak pilihnya.
Disaat pemungutan suara, salah satu warga meminta panitia untuk datang ke rumah bapaknya yang sedang sakit untuk menggunakan hak pilihnya. Tetapi panitia tidak menanggapinya, karena sudah ada kesepakatan di TPS 22 yang sudah lanjut usia dan sakit tidak dihampiri,dikarenakan keterbatasan tenaga dan waktu. Sebenarnya bapak dari salah satu warga tersebut masih bisa datang ke TPS, namun menolak dikarenakan ada masalah keluarga.
Disaat perhitungan suara, salah satu warga tersebut datatang ke TPS protes kepada ketua KPPS karena tidak terima bapaknya tidak dihampiri. Hampir saja terjadi kontak fisik karena emosi salah satu warga, tetapi salah satu panitia langsung melerainya. Salah satu warga tersebut pun pergi meninggalkan tempat.
Namun, merasa protesannya yang tidak ditanggapi, Ia datang bersama pamannya. Memprotes lagi, dan kali ini yang menjadi sasarannya adalah pak Dukuh karena menjadi anggota KPPS. Warga tersebut dan pamannya merasa pak Dukuh tidak bijak. Protes yang dilakukan hingga membanting meja dan merusak salah satu kipas angin. Saat itu Polisi yang berjaga ada di TPS sebelah, dan hanya ada Hansip. Oleh Hansip dilerai, dan keadaan mulai kembali tenang.
Diduga warga tersebut dalam keadaan mabuk. Salah satu pihak yang berada di TPS melaporkan ke Kecamatan, selang beberapa lama datang beberapa Polisi dari POLRES, TNI, serta HANSIP. Keamanan diperketat untuk mengantisipasi kerusuhan kembali, hingga perhitungan surat suara selesai.
(Aldila Suksmono 01817146382)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar